Mengenai Saya

Foto saya
Aq.....itu lUTCHU,,IMoET,Baek,pNDIIEM,Aq nda Cka bnyak omonk,,Ga cMbong,kritizzz klw mnghadapi s'suatu.....ikLaz n sABAR MNGHADApI SESUATU,Setia wlaupun Tlaah Tersakiti.....

Selasa, 08 Juni 2010

buat Sahabat

Tika aku kesepian,
Kau datang membawa kegembiraan,
Tika aku kedukaan,
Kau hadir mengubat jiwa,
Tika aku kegelisahan,
Kau di sisi memberi ketabahan.


Sahabat,

Jika aku lupakan Yang Esa,
Ajaklah aku mengingatiNya,
Jika aku gembira tak terkata,
Sedarkanlah aku dengan amaran-amaranNya,
Jika aku bersedih tanpa bicara,
Pintalah aku agar berserah kepadaNya.


Sahabat,

Kaulah hadiah Allah untukku,
Apa yang aku harapkan,
Adalah ukhuwah yang berkekalan,
Sehingga ke akhir hayat kita.

Ukhuwah fillah abadan abada.

Minggu, 06 Juni 2010

ibu adalah kartini ku

Terpikir olehku bahwa sosok seorang Kartini juga terdapat dalam jiwa seorang ibu. Karena ibu adalah sumber mata air terpenting yang mengalirkan ketenangan, kebahagiaan, dan kasih sayang. Semua orang tak dapat mengingkari hal itu, Ibu pun sudah seperti potongan kehidupan dalam diri kita. apa jadinya jika potongan tersebut sampai hilang???

Dalam kamus hidupnya, seorang ibu tidak pernah mengenal kata balasan.
Apalah arti sebuah balasan baginya, jika hal itu tak penting lagi nilainya dibandingkan dengan segala perjuangan, pengorbanan, dan keikhlasan yang telah diberikannya. Seorang ibu merupakan sosok hidup dari nilai – nilai kelembutan, kejernihan, kasih sayang, dan cinta kasih. Ia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita dengan perlindungan, cinta dan kasih sayang, ketimbang harta dan kemewahan. Harta dan kemewahan tak ada gunanya ketimbang memiliki seorang ibu yang peduli dan penuh perhatian pada kita. Mungkin sudah terlalu banyak hal yang telah ibu berikan pada kita. Apakah kita tidak ingin membalasnya???

Harapan kita sekarang adalah membalas segala hal yang telah diberikan oleh ibu. Namun sebesar apapun balasan yang akan kita berikan, mungkin takkan dapat membayar semua hal yang telah diberikan olehnya. Sudah sepatutnya kita bahagia dengan berkah adanya seorang ibu dalam kehidupan kita. Syukurilah akan hadirnya seorang ibu jika saat ini masih ada dalam kehidupan kita. Balas semua jasanya dalam setiap doa. Agar ia selalu diberikan segala yang terbaik untuk kehidupannya sekarang maupun kelak. Karena dalam tetesan air mata pada setiap doanya, ia juga berharap agar kita menjadi orang yang memiliki tujuan hidup yang baik pula.

Terima Kasih Ibu . . .
Telah membimbingku
Kartiniku, Kau tak kan pernah terganti . . .

Ibu adalah pencetak pimpinan dan Pemimpin Umat

Seorang ibu ibarat sekolah…..
Apabila kamu siapkan dengan baik…..
Berarti kamu menyiapkan satu bangsa (generasi) yang unggul…..

Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam pembentukan anak-anak dan penentuan jalan hidup mereka. Bahkan keluarga adalah peletak dasar bagi pewarisan agama dan akhlak (moral). Seorang penyair Arab bertutur :

Generasi muda kita akan terbentuk, Sesuai apa yang dibiasakan ayahnya.

Peran ayah dalam rumah tangga Islam sangat berpengaruh terhadap pendidikan keluarga dan anak-anaknya. Al-Qur’an menggambarkan bagaimana kehebatan dan kekuatan tekad sang anak, Nabi Ismail as merespon mimpi yang disampaikan sang ayah. Nabiyullah Ibrahim as terbukti telah berhasil menanamkan pendidikan tauhid yang begitu agung dalam jiwa si anak, Ismail karena bagaimanapun sang anak tak bias terdidik dan memiliki sikap yang begitu kuat begitu saja tanpa sentuhan pendidikan dan pembinaan orang tua. Dan Ismail telah membuktikan hasil pendidikan ayahnya nabi Ibrahim as dalam sikapnya yang rela berkorban apapun demi terlaksananya perintah Allah.

Pendidikan dalam Islam tentang hubungan sang ayah terhadap keluarga telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Karena bila kita mengetahui bahwa Rasulullah menikah dan mempunyai keluarga itu sebenarnya merupakan jawaban dan contoh konkrit peran-peran ayah dalam keluarganya. Rasulullah adalah juru dakwah paling agung, mujahid paling mulia, dan beliau menikah, itu tandanya Rasulullah SAW juga membina rumah tangganya.

Rasulullah mempunyai perhatian yang tinggi terhadap anak-anak. Rasulullah tertawa bersama anak-anak dan sholat bersama mereka. Dari Abu Qotadah disebutkan “Rasulullah SAW sholat bersama kami sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika beliau sujud diletakkannya Umamah dan bila beliau berdiri digendongnya.” Betapa besar perjuangan yang harus dijalani Rasulullah untuk memancangkan tonggak dakwah di masa-masa awal untuk mempersiapkan estafet kepemimpinan masa depan.

Seorang lelaki datang menghadap Amirul Mukminin Umar bin Khattab melaporkan tentang kedurhakaan anaknya. Khalifah lantas memanggil anak yang dikatakan durhaka itu dan mengingatkan bahaya durhaka pada orang tua. Saat ditanya sebab kedurhakaannya, anak itu mengatakan “Wahai Amirul Mukminin, tidaklah seorang anak, mempunyai hak yang harus ditunaikan orang tua?” “ya,” jawab Khalifah. “Apakah itu?” Tanya anak itu. Khalifah menjawab, “Ayah wajib memilihkan ibu yang baik buat anak-anaknya, memberi nama yang baik dan mengajarinya Al-Qur’an.” Lantas sang anak menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, tidak satupun dari 3 perkara itu yang ditunaikan ayahku. Ibuku Majusi, namaku Ja’lan dan aku tidak pernah diajarkan Al-Qur’an.

Umar bin Khattab lalu menoleh kepada ayah anak itu dan mengatakan, “Anda datang mengadukan kedurhakaan anakmu, ternyata anda telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu. Anda telah berlaku tidak baik terhadapnya sebelum ia berlaku tidak baik kepada anda.”

Lantas.. apakah hanya ayah saja sebagai pihak yang menanamkan pendidikan dalam diri anak-anak?

Tidak ada satu orangpun yang menafikan peran-peran besar yang ada di tangan seorang ibu bagi masa depan anak-anak. Pada saat Maryam melahirkan putranya yang menjadi nabi yang mulia tanpa ayah, dikatakan padanya : “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Ini menunjukkan pengaruh kedua orang tuanya akan mewarnai keturunannya bahkan oleh cucu-cucunya.

Para ilmuwan dan agamawan menegaskan bahwa orang tua mewariskan kepada anak-cucunya sifat-sifat jasmaniyah dan ruhaniyah melalui gen yang mereka miliki. Dalam bahasa hadits, Nabi menamai gen dengan ‘iriq’. Beliau berpesan agar calon ayah berhati-hati dalam memilih tempat untuk menaburkan benih yang mengandung gen karena al-‘irqu dassas (gen sedemikian kecil dan tersembunyi namun memberi pengaruh pada keturunan). Inilah yang merupakan salah satu sebab mengapa AL-Qur’an melarang seorang muslim menikah dengan seorang musyrik atau seorang pezina (lihat QS 24 : 3)

Ibu, bagaimanapun mempunyai pengaruh penting pada kepribadian anak sehingga mereka bisa merasakan kenyamanan, keteduhan, dan kepercayaan diri yang kuat menjalani hidupnya.

Ibu… dalam bahasa Al-Qur’an dinamai dengan umm. Dari akar kata yang sama dibentuk kata imam (pemimpin) dan ummat. Semua bermuara pada makna “yang dituju atau yang diteladani”. Umm atau ibu melalui perhatiannya kepada anak serta keteladanannya dapat emnciptakan pemimpin-pemimpin bahkan membina ummat, pada gilirannya berpengaruh pada masa depan bangsa. Sebaliknya jika yang melahirkan seorang anak tidak berfungsi sebagai umm maka ummat akan hancur dan pemimpin yang layak untuk diteladani tidak akan lahir.

Ketika Al-Qur’an menempatkan kewajiban berbuat baik kepada orang tua khususnya ibu - pada urutan kedua setelah kewajiban taat kepada Allah dan Rasul-Nya, agaknya bukan hanya disebabkan ibu memikul beban berat dalam mengandung, melahirkan, dan menyusui anak. Tetapi karena ibu dibebani tugas menciptakan pemimpin-pemimpin umat.

Fungsi dan peranan inilah yang menjadikannya sebagai umm atau ibu. Dan demi suksesnya fungsi tersebut, Allah menganugerahkan kepada kaum ibu struktur biologis dan ciri psikologis yang berbeda dengan kaum bapak. Peranan ini tidak dapat diremehkan atau dikesampingkan. Beban dan tanggung jawab peran ini menyamai pekerjaan suami di luar rumah. Sehingga syariat telah mengarahkan kedua jenis ini kepada apa yang layak bagi masing-masing dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Kemampuna-kemampuan khusus yang dimiliki oleh beberapa wanita tidak menghapus cirri dari peran ini.

Ulama besar kenamaan, Ibnu Hazm (384-456) mengatakan : Baik dan terpuji apabila seorang ibu atau istri, mencuci, membersihkan, mengatur rumah tempat tinggalnya, tetapi itu bukan merupakan kewajibannya. Agaknya, ketika ulama besar ini mengemukakan pendapat ini seribu tahun yang lalu dan diidamkan oleh pelopor emansipasi, beliau ingin menekankan pentingnya kewajiban ibu dalam mendidik anak-anaknya.

Begitu besar peran ibu, maka para ahli mengatakan, “Tidak disangsikan lagi bahwa peran perempuan yang terpenting dalam kehidupan adalah sebagai ibu dan pendidik generasi, dimana dalam peran ini, seorang perempuan membarikan sumbangsih bagi masyarakat dengan segala unsure pe,bangunan dan kemajuan. Sebesar apa ketulusannya dalam kepentingan ini, sebesar itu pula hasil yang diterima seluruh umat.”

Oleh karena itulah generasi yang kuat dan unggul merupakan buah dari anak-anak yang tidak disia-siakan dan ditelantarkan. Mereka dibina oleh para ibu yang waspada dan oleh para ayah yang sadar. Wallahu’alam bishshowab.

Ibu adalah...

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

berBahagilah menjadi wanita muslimah

Kaum feminis bilang, susah menjadi wanita ISLAM. Lihat saja peraturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya kurang dibanding lelaki.
4. Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki.
5. Wanita harus menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak ada di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang banyak beribadah karena masalah haid dan nifas yang tidak dialami lelaki.

Makanya mereka tidak lelah-lelahnya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA ISLAM"!

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)...??

Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiarkan terserak, bukan?

Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki pun wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya.

Bukankah ibu adalah seorang wanita?

Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya.
Manakala lelaki menerima pusaka atau warisan, ia akan menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anaknya.

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat, dan seluruh makhluk ALLAH di mukabumi ini, dan matinya jika karena melahirkan adalah syahid.

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya.

Seorang wanita pula, tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara, lelakinya.

Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu manapun yang disukainya cukup dengan 4 syarat saja : shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat pada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat pada suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, ia akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

MasyaALLAH... demikian sayangnya ALLAH pada wanita, kan?

Bagaimana......? Masih merasa tidak adil?

Berbahagialah menjadi seorang muslimah!!!

Wanita yang mendapat pujian dari allah

Apa yang disebut pewarna kuku adalah sesuatu yang diletakkan diatas kuku yang digunakan oleh wanita dan memiliki lapisan permukaan. Benda ini tidak boleh digunakan jika ia akan mengerjakan shalat karena benda ini akan menghambat sampainya air ke kuku. Dan segala sesuatu yang menghambat sampainya air tidak boleh digunakan oleh orang yang berwudhu atau mandi wajib.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya: “Maka basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian” (QS: Al-Maidah: 6)

Maka wanita yang menggunakan pewarna kuku akan menghalangi sampainya air ke kuku dan ia tidak dapat dikatakan telah membasuh tangannya (dalam keadaan seperti ini) Ini berarti ia telah meninggalkan suatu kewajiban dalam berwudhu atau mandi wajib.

Adapun penggunaannya bagi wanita yang tidak mengerjakan shalat seperti wanita haidh maka tidaklah mengapa, kecuali apabila hal ini termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan khusus wanita kafir maka ia tidak boleh menggunakannya karena itu berarti menyerupai mereka.

Dan saya telah mendengarkan sebagian orang berfatwa bahwa perbuatan ini sejenis dengan menggunakan khuf (sejenis kaos kaki yang terbuat dari kulit) bahwa boleh saja seorang wanita menggunakan pewarna kuku selama sehari semalam jika ia tidak bepergian dan selama tiga hari jika dalam perjalanan. Namun, fatwa ini adalah fatwa yang salah, karena tidak semua yang menutupi anggota tubuh seseorang dapat disamakan dengan khuf, karena mengusap khuf dibolehkan oleh syariah disebabkan hal itu memang benar-benar diperlukan secara umum, karena kaki membutuhkan perlindungan dan penutup sebab ia langsung bersentuhan dengan tanah, batu, hawa dingin dan sebagainya. Karena syariah mengkhusukan bolehnya mengusap diatas khuf.

Barangkali mereka juga mengkiaskannya denngan membasuh surban. Dan, ini adalah dalil yang salah karena surban itu tempatnya dikepala, sementara kewajiban wudhu terhadap kepala telah diringankan pada asalnya (cukup mengusap sekali-pent) berbeda dengan tangan yang harus dibasuh. Karena Rasulullah melarang wanita menggunakan sarung tangan padahal keduanya menutupi kedua tangan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh mengkiaskan jenis penutup lain yang menghalangi sampainya air terhadap surban dan khuf. Dan merupakan kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berusaha mengerahkan kesungguhannya mencari kebenaran, serta tidak memberikan suatu fatwa kecuali bila ia merasakan bahwa Alloh Ta’ala akan menanyainya tentang fatwa tersebut, karena hal tersebut mengungkapkan syariah Alloh Ta’ala. Dan, Allohlah pemberi petunjuk menuju jalan yang benar.

kuku pakai Kutek

Apa yang disebut pewarna kuku adalah sesuatu yang diletakkan diatas kuku yang digunakan oleh wanita dan memiliki lapisan permukaan. Benda ini tidak boleh digunakan jika ia akan mengerjakan shalat karena benda ini akan menghambat sampainya air ke kuku. Dan segala sesuatu yang menghambat sampainya air tidak boleh digunakan oleh orang yang berwudhu atau mandi wajib.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya: “Maka basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian” (QS: Al-Maidah: 6)

Maka wanita yang menggunakan pewarna kuku akan menghalangi sampainya air ke kuku dan ia tidak dapat dikatakan telah membasuh tangannya (dalam keadaan seperti ini) Ini berarti ia telah meninggalkan suatu kewajiban dalam berwudhu atau mandi wajib.

Adapun penggunaannya bagi wanita yang tidak mengerjakan shalat seperti wanita haidh maka tidaklah mengapa, kecuali apabila hal ini termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan khusus wanita kafir maka ia tidak boleh menggunakannya karena itu berarti menyerupai mereka.

Dan saya telah mendengarkan sebagian orang berfatwa bahwa perbuatan ini sejenis dengan menggunakan khuf (sejenis kaos kaki yang terbuat dari kulit) bahwa boleh saja seorang wanita menggunakan pewarna kuku selama sehari semalam jika ia tidak bepergian dan selama tiga hari jika dalam perjalanan. Namun, fatwa ini adalah fatwa yang salah, karena tidak semua yang menutupi anggota tubuh seseorang dapat disamakan dengan khuf, karena mengusap khuf dibolehkan oleh syariah disebabkan hal itu memang benar-benar diperlukan secara umum, karena kaki membutuhkan perlindungan dan penutup sebab ia langsung bersentuhan dengan tanah, batu, hawa dingin dan sebagainya. Karena syariah mengkhusukan bolehnya mengusap diatas khuf.

Barangkali mereka juga mengkiaskannya denngan membasuh surban. Dan, ini adalah dalil yang salah karena surban itu tempatnya dikepala, sementara kewajiban wudhu terhadap kepala telah diringankan pada asalnya (cukup mengusap sekali-pent) berbeda dengan tangan yang harus dibasuh. Karena Rasulullah melarang wanita menggunakan sarung tangan padahal keduanya menutupi kedua tangan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh mengkiaskan jenis penutup lain yang menghalangi sampainya air terhadap surban dan khuf. Dan merupakan kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berusaha mengerahkan kesungguhannya mencari kebenaran, serta tidak memberikan suatu fatwa kecuali bila ia merasakan bahwa Alloh Ta’ala akan menanyainya tentang fatwa tersebut, karena hal tersebut mengungkapkan syariah Alloh Ta’ala. Dan, Allohlah pemberi petunjuk menuju jalan yang benar.

Ancaman durhaka kapada orang tua

Wahai saudaraku, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan berbuat syirik kepada Alloh. Dalam hadits Abi Bakrah, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhari)

Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan:

“Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrad hlm 31. Lihat Silsilah Al Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)

Allah pun menegaskan dalam surat Al Isra’ bahwa perkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Dalam ayat itu pula dijelaskan perintah untuk berbuat baik pada orang tua.

Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti pada orang tua. Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun harus dengan cara yang baik tidak serampangan. Bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, ridho Allah tergantung pada ridho kedua orangtua.

Kerinduan Terhadap aL-qU'ran

Sesungguhnya hati ini apabila cinta pada sesuatu, maka dia akan tertambat, selalu ingin bertemu dan rindu padanya. Begitu juga terhadap al-Qur’an. Kalau seseorang sudah cinta padanya, maka dia akan selalu merasa senang membaca dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memahami dan menyelami makna yang terkandung di dalamnya. Sebaliknya, kalau tidak ada cinta, maka orang akan sangat sulit menyelami makna–makna al-Qur’an.
Sudahkah kita cinta al-Qur’an? Cinta al-Qur’an mempunyai beberapa tanda, di antaranya :

  1. Gembira bila bersua dengannya.
  2. Duduk bersanding lama dengannya tanpa bosan.
  3. Selalu rindu padanya bila lama tak bertemu, dan selalu berusaha menghilangkan apa pun penghalang antara dia dengannya
  4. Selalu minta petunjuknya, percaya dan puas dengan pengarahannya dan selalu merujuk kepadanya dalam setiap masalah hidup yang dihadapinya.
  5. Selalu menaati perintah dan larangannya

ibUmu....

Imam Adz Dzahabi dalam kitabnya Al-Kabair berkata :

“Ibumu telah mengandungmu didalam perutnya selama sembilan bulan seolah – olah sembilan tahun . Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dan dia telah menyusuimu dari teteknya dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.

Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.

Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik. Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Tatkala ibumu membutuhkanmu disa’at dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan dia haus. Dan engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Dan engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia buat. Dan rasanya berat atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.

Dan engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek. Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu. Padahal Allah telah melarangmu berkata ” ah ” dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.

Dan engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu. Dan Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul’aalamin.”

mUsibah itu peNghapus dosa

Pertanyaan :

Kesulitan sakaratul maut, apakah meringankan/menghapus dosa? Demikian juga sakit apakah meringankan/menghapus dosa? Kami meminta faidah (penjelasan)

Jawaban :

Benar, semua yang menimpa seseorang berupa sakit, kesulitan, kesusahan, kesedihan atau kelelahan, bahkan duri yang menusuk sekalipun, maka semua itu sebagai penebus dosa.Kemudian jika dia bersabar dan mengharap pahala maka disamping mendapat penghapusan dosa dia juga mendapatkan pahala atas kesabarannya dalam menghadapi musibah yang menimpanya, tidak ada beda antara musibah (rasa sakit) ketika sakaratul maut atau sebelumnya.maka musibah-musibah itu penebus dosa bagi seorang yang beriman, hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala :

وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ {30}

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS.Asy-Syuuraa:30)

Apabila musibah itu adalah karena ulah tangan-tangan kita, maka ini menunjukan bahwasanya musibah itu penghapus dan penebus dosa yang kita lakukan di masa lalu. Demikian juga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

Tidaklah seorang mukmin tertimpa kelelahan, sakit, kesuliltan, kesedihan, kegundahan, dan gangguan, bahkan duri yang menusuknya sekalipun, kecuali Allah akan menghapuskan dosanya karena musibah itu. (HR.Bukhari dll)

ISLAM melindumgi kesucian wanita

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bertakwalah kalian kepada Allah (dalam menangani) istri-istri. Sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan rasa aman dari Allah, menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka, (ialah) mereka tidak boleh memasukkan ke ranjang kalian seseorang yang kalian benci. Jika mereka melakukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Bagi mereka (yang menjadi kewajiban) atas kalian memberi rezki dan sandang bagi mereka dengan sepantasnya”. [HR Muslim, 1218]

Agama Islam yang hanif, dengan arahan-arahan yang lurus serta
petunjuk-petunjuknya yang penuh hikmah, memelihara wanita, melindungi
kemuliaan dan martabatnya. Juga menjamin terwujudnya kemuliaan dan
kebahagiaanya.

Islam telah membuka jalan bagi wanita untuk meraih nikmatnya kehidupan,
jauh dari suasana yang meragukan dan fitnah, serta (jauh) dari
kejelekan dan kerusakan. Ajaran-ajaran Islam merupakan katup pengaman
tidak hanya bagi diri wanita, tetapi bersifat menyeluruh untuk
masyarakat, supaya tidak terjerat kejelekan dan fitnah. Dan Islam
berfungsi untuk mencegah dari musibah dan prahara yang bakal menimpa.

Apabila rambu-rambu Islam yang berkaitan dengan wanita telah lenyap
dari tatanan masyarakat, maka akan timbul kerusakan, keburukan dan
bahaya datang silih berganti. Fakta sejarah telah menjadi saksi.
Barangsiapa yang mencermati sejarah sepanjang zaman, akan menyimpulkan
bahwa faktor yang sangat berpengaruh bagi kehancuran sebuah peradaban,
hancurnya komunitas, kemerosotan moral, menjamurnya tindakan amoral dan keruntuhan nilai-nilai luhur, serta meluasnya tindakan kriminal, adalah
terlepasnya wanita dari ajaran-ajaran agama yang lurus serta
pengarahan-pengarahannya yang penuh bijak, bimbingannya yang berkah.

Kewajiban wanita muslimah, adalah menerima segala pengajaran Islam
dengan dada yang lapang, hati yang jernih, penerapan dan pengamalan
yang baik, agar ia dapat hidup dengan bahagia, memenangkan ridha Rabbnya dan kebahagiaan duniawi dan ukharawi.

Kewajiban para penanggung jawab wanita agar mereka serius dalam
memperhatikan dan membina mereka dengan adab-adab Islam, dan menjaga
hak-hak pribadi mereka serta memuliakan dan berbuat baik kepada mereka
sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan pencarian pahala dan bentuk
realisasi takwa kepada Allah. Allah lah tempat memohon pertolongan,
tidak ada Rabb selainnya. Wala haula wala quwwata illa billah.

syRat-syRat menjadi seoarang sekretaris

Sebagai pembantu pimpinan, seorang sekretaris harus memiliki syarat-syarat tertentu agar
seorang sekretaris dapat melaksanakan perkerjaan sebaik-baiknya. Syarat-syarat
yang harus dimiliki untuk menjadi seorang sekretaris adalah:

1. Syarat Kepribadian
Tidak banyak orang mempunyai bakat untuk menjadi sekretaris yang baik, namun
demikian bakat saja tidak cukup bilamana kita tidak tahu kepribadian yang
bagaimana harus kita punyai untuk menjadi seorang sekretaris yang baik itu.
Adapun kepribadian yang dikehendaki itu adalah sebagai berikut:
a. Harus bersikap mawas diri
b. Bersikap ramah
c. Sabar
d. Simpatik
e. Penampilan diri yang baik
f. Pandai bergaul
g. Dapat dipercaya serta memegang teguh rahasia
h. Dapat bijaksana terhadap orang lain
i. Memiliki ingatan yang baik
j. Mempunyai perhatian atas pekerjaannya, dan lain-lain

2. Syarat pengetahuan
Syarat pengetahuan ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Syarat pengetahuan umum
Seorang sekretaris harus memiliki pengetahuan kemasyarakatan dan kebudayaan
yang dapat mengangkat nama dari perusahaan. Misalnya:
1. Menguasai dan memahami Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta
menguasai beberapa bahasa asing secara lisan maupun tertulis, serta memiliki
pengetahuan ekstra.
2. Pengetahuan tentang misi, fungsi, tugas-tugas, serta struktur organisasi, serta
susunan personil.
3. Pengetahuan tentang korespondensi dan tata kearsipan.
b. Syarat pengetahuan khusus
Pengetahuan khusus ini, maksudnya adalah sekretaris mengetahui atau mengerti halhal
mengenai dimana sekretaris itu bekerja. Apabila sekretaris itu bekerja pada
perusahaan yang bergerak pada bidang usaha perkapalan, maka ia harus mampu
menguasai ilmu perkapalan, begitu pula bila perusahaan itu bidang usahanya
penyewaan apartemen, maka sekretaris itu harus menguasai ilmu keapartemenan, dan
sebagainya.

3. Syarat keahlian
Setiap sekretaris diharuskan memiliki keterampilan untuk menunjang pekerjaannya,
keterampilan itu meliputi:
a. Mampu menyusun laporan
b. Mampu berkorespondensi
c. Mampu menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing lainnya
d. Teknik tata penyimpanan arsip
e. Teknik berkomunikasi dengan telepon
f. Menulis cepat dengan steno
g. Teknik mengetik surat

4. Syarat praktik
Sebelum seorang diangkat sebagai sekretaris, orang tersebut harus cukup
mempunyai pengalaman dalam berbagai pekerjaan tata usaha kantor, maka dengan
demikian orang itu harus mencoba menangani pekerjaan yang tanggung jawabnya
belum begitu luas, misalnya: sebagai resepsionis, operator, korespondensi dll.

Etika bertamu dan Menerima tamu

Etika Bertamu

1. Meminta izin.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-Nur 27-28)

2. Minta Izin Maksimal Tiga Kali

Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata, Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya, "Mengapa kamu kembali?" Dia menjawab, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak ada jawaban, maka hendaklah kembali. (Shahih HR. Ahmad)

3. Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk, Namun Disisi Kanan atau Kirinya

Dari Abdullah bin Bisyer ia berkata, Adalah Rasulullah apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan "Assalamu ‘alaikum … assalamu'alaikum …" (Shahih HR. Abu Dawud)

4. Jika Ditanya Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas

Saya datang kepada Rasulullah untuk membayar hutang ayahku. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Lalu beliau bertanya, "Siapa itu?" Lalu aku menjawab, "Saya." Nabi berkata, "Saya?… Saya? … seakan-akan beliau tidak menyukainya. (HR. Bukhari)

5. Dilarang Mengintai Ke Dalam Bilik

Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu. (HR. Bukhari)

6. Bila Diminta Pulang, Hendaknya Pulang

Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (lihat ayat diatas)

7. Menyempaikan Salam Kepada Shohibul Bait Bila Telah Berjumpa

hadits dari Abu Hurairoh bahwasanya ia berkata, Rasulullah bersabda, "Hak orang muslim kepada muslim yang lain ada enam perkara." Beliau ditanya "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika kamu menjumpainya, hendaknya engkau menyampaikan salam kepadanya..." (HR. Muslim)

8. Tidak Masuk Bila Yang Mengizinkan Wanita

Seorang tamu pria hendaknya tidak masuk rumah apabila yang mempersilahkan masuk adalah seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah diizinkan oleh suaminya atau mahromnya.
Amr berkata, Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin suaminya. (Shahih HR. Ahmad)
Dari Amr bin Al-Ash dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah melarang kami masuk di rumah wanita yang tidak ada mahromnya. (Shahih HR. Ahmad)

9. Menundukkan Pandangan Jika Apabila Melihat Wanita (lawan jenis)

Katakanlah kepada kaum laki-laki beriman, hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga farjinya. Yang demikian itu lebih bersih untuk mereka. Sesungguhnya Allah itu Maha waspada dengan apa yang mereka kerjakan. (An-Nur: 30)

10. Mendoakan Shohibul Bait

Dari Hisyam bin Yusuf, dia berkata, Saya mendengar Abdullah bin Bisyr menceritakan bahwa ayahnya pernah membuat makanan untuk Nabi, lalu dia mengundangnya, lalu beliau mendatangi undangannya. Maka tatkala selesai makan, beliau berdoa, Ya Allah, ampunilah dosanya dan rohmatilah dia dan berkahilah rizki yang engkau berikan kepadanya. (HR. Muslim dan Ahmad)

11. Tidak Menceritakan Aibnya Kepada Orang Lain

Abu Hurairoh, dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, "Tahukah kamu apa ghibah itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Lalu beliau bersabda, "Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu (kepada orang lain) dengan sesuatu yang ia benci." Lalu dikatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila aib yang kuceritakan itu memang benar?" Beliau menjawab, "Jika apa yang kamu ceritakan itu benar, berarti kemu meng-ghibah-nya. Jika tidak, berarti engkau berbuat dusta." (HR. Muslim)


Etika Menerima Tamu

1. Menjawab Salam

Dari Abu Hurairoh berkata: Saya mendengar Rosulullah bersabda: "Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada lima; Menjawab salam…" (HR. Bukhari)

2. Boleh Menanyakan Siapa Namanya

Lihat Hadits diatas.

3. Boleh Menolak Tamu

Lihat Ayat diatas.

4. Boleh Saling Berpelukan dan Berjabat Tangan

Dari Sya'bi dengan sanadnya: "Sesungguhnya sahabat Nabi apabila mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan dan bila datang dari bepergian mereka berpeluk-pelukan. Dari Abu Ja’far dia berkata: Ketika aku datang menghadap Rosulullah dari Najasi beliau menjumpaiku lalu memelukku.
Dari Ummu Darda’ dia berkata: Ketika Salman tiba, dia bertanya "Dimana saudaraku?" Lalu aku menjawab: "Dia di masjid", lalu dia menuju ke masjid dan setelah melihatnya, dia memeluknya, sedangkan sahabat yang lain saling berpeluk-pelukan pula. (Syarh Ma'anil Atsar:4/281.)

5 Tidak Memasukkan Tamu Lain Jenis

Dari Ibnu Abbas dari Nabi beliau bersabda: "Janganlah seorang laki-laki menyepi dengan seorang perempuan kecuali ada mahromnya, lalu ada seorang laki-laki berdiri seraya bertanya: "Wahai Rosulullah, istriku akan menjalankan haji, sedangkan aku telah mewajibkan diriku untuk mengikuti perang ini dan ini?" Beliau berkata: "Kembalilah dan berangkatlah haji bersama istrimu ". (HR. Bukhori)

6. Menyambut Tamu Dengan Gembira

Hendaknya shohibul bait menyambut tamunya dengan penuh gembira, wajah berseri-seri sekalipun hati kurang berkenan karena melihat sikap atau akhlaknya yang jelek.
Dari Aisyah ia berkata: "Sesungguhnya ada seorang yang mints izin kepada Nabi. Ketika Nabi melihatnya sebelum dia masuk, beliau berkata: "Dialah saudara golongan terjelek, dialah anak golongan terjelek" Kemudian setelah dia duduk, Nabi berseri-seri wajahnya, dan mempersilakan padanya. Setelah lakilaki itu pergi, Aisyah berkata kepada Rosulullah: "Wahai Rosulullah ketika engkau lihat laki-laki itu tadi, engkau berkata begini dan begitu, kemudian wajahmu berseri-seri dan engkau mempersilakan padanya?" Maka Rosulullah bersabda: "Wahai Aisyah, kapan engkau tahu aku mengucap kotor? Sesungguhnya sejelek-jelek manusia di sisi Allah pada hari Qiamat adalah orang yang ditinggalkan manusia karena takut akan kejelekannya ". (HR. Bukhari)

7. Menjamu Tamu Sesuai Kemampuan

Dari Abu Hurairoh, sesungguhnya ada seorang laki-laki bertamu kepada Nabi, lalu beliau menyuruh utusan untuk meminta makanan kepada istrinya. Sang istri berkata: "Kita tidak mentpunyai apa-apa kecuali air". Lalu Rosulullah bertanya kepada sahabatnya: "Siapa yang bersedia menjamu dan menanggung tamu ini?" Ada salah seorang sahabatAl-Anshor berkata: "Saya sanggup wahai Nabi." Maka dibawalah tamu tersebut ke rumah istrinya, lalu sahabat itu berkata kepada istrinya: "Jamulah tamu Rosulullah ini". Istrinya menjawab: "Kita tidak punya apa-apa kecuali makanan untuk anak-anak kita yang masih kecil ini". Sahabat itu berkata: "Siapkan makananmu itu sekarang. Nyalakan lampu, tidurkan anakmu bila dia ingin makan malam ". Sang istri itu mentaati suaminya, lalu dia menyiapkan makanan untuk tamunya, menyalakan lampu dan menidurkan anaknya. Lalu sang istri berdiri seolah-olah hendak memperbaiki lampu lalu mentadamkannya, maksudnya untuk meyakinkan tamunya seolah-olah keduanya ikut makan, lalu semalaman suanti istri tidur dengan menahan lapar. Maka pada pagi hari dia pergi menuju ke nunah Rosulullah. Lalu Rosulullah bersabda: "Tadi malam Allah tertawa, atau heran (takjub) dengan perbuatan kamu berdua ", maka turunlah ayat: Dan mereka (yaitu sahabat. Al-Anshor) mengutamakan kepentingan (sahabat muhajirin daripada kepentingan dirinya sendiri), sekalipun mereka dalam keadaan sangat membuutuhkan, dan barangsiapa yang dijaga dari kebakhilan maka mereka itulah orang yang beruntung. (Al-Hasyr:9)


Semoga bermanfaat

mEnerima telepoN yang Baik

Percaya tidak percaya, ketrampilan menjawab telepon merupakan hal penting dalam kesuksesan bisnis. Hingga kini telepon masih menjadi alat utama dalam mendekatkan diri dengan para rekan bisnis atau klien. Cara seseorang menjawab telepon di kantor5 akan menjadi bentuk kesan pertama bagi rekan bisnis atau klien.

Berikut tips menerima telepon untuk mencapai sukses dalam bisnis :
Angkat dan jawab panggilan yang masuk sebelum dering ke tiga.
Saat menerima telepon, usahakan selalu dengan suara yang hangat dan penuh antusia.
Ketika menjawab telepon, sambut penelepon dengan sopan dan jangan lupa untuk menyebutkan nama perusahaan kita bekerja, misalnya : ”JAKARTA FURNITURE” selamat pagi, dengan rama, ada yang bisa saya bantu......?
Ucapkan setiap kata dengan jelas, pertahankan suara tetap lembut dan bicara perlahan serta sejelas mungkin.
Atur bahasa yang di gunakan dengan baik. Jangan sekali-kali mengunakan bahasa gaul, gunakan bahasa yang formal.
Usahakan agar suara dan kosa kata selalu positif.
Tuliskan pesan dari penelepon dengan lengkap. Jika ada sesuatu yang kurang paham atau ejaannya kurang dimengerti seperti nama, alamat mintalah dengan sopan untuk mengulang kembali
Selalu tanyakan pada penelepon, apakah tidak keberatan untuk menunggu sebentar saat kta menyambungkan dengan orang yang dituju, dan jangan melupakan orang yang menunggu di saluran tersebut. Jika orang yang dituju sedang sibuk, kita bisa menanyakan, `anda mau menunggu atau nanti menghubungi kembali`.

Pastikan panggilan telepon bisnis kita dijawab dalam setiap deringan dan dijawab dengan cara yang profesional.

Selamat mencoba dan semoga berhasil